Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya
bagi kehidupan manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya,
tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu
menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak,
teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara
luas dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan proses pembelajaran, industry, perdagangan,
social-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Objek tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus
itu biasanya terjadi pada orang – orang yang mempunyai kondisi atau
berada pada situasi tertentu, dimana tingkah laku yang dimaksud adalah
tingkah laku seseorang dalam situasi belajar/pendidikan. Sedangkan
tingkah laku khusus yang terjadi karena orang tersebut mempunyai kondisi
tertentu, dimana tingkah laku orang yang kondisinya abnormal. Misalnya
seseorang yang memiliki lemah mental atau orang yang kondisi jiwanya
mengalami gangguan.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang akan dibahas dalam pembahasan yakni sebagai berikut:
- Pengertian psikologi perkembangan dan peserta didik.
- Tujuan dan manfaat psikologi perkembangan.
- Hakikat perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
- Faktor – faktor Perkembangan.
- Fase – fase yang akan dilewati oleh peserta didik.
- Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik.
3. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan beberapa point, diantaranya:
- Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian psikologi perkembangan dan peserta didik.
- Mahasiswa mampu menjelaskan apa tujuan dam manfaat mempelajari psikologi perkembangan.
- Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat dari perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
- Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi peserta didik.
- Serta mahasiswa mampu menjelakan fase – fase yang nantinya akan
dilewati oleh peserta didik, khususnya pada kejiawaan peserta didik.
- Mahasiswa juga dituntut paham terhadap karakteristik perkembangan peserta didik.
Bab II Pembahasan
1. Psikologi Perkembangan
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya
bagi kehidupan manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya,
tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu
menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak,
teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara
luas dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan proses pembelajaran, industry, perdagangan,
sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu
psikologi teoritis dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula
dibedakan atas dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk ke dalam psikologi
khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah
laku individu.
Dari pengertian psikologi di atas, maka dapat dipahami bahwa
psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku individu manusia dalam perkembangannya beserta latar
belakang yang mempengaruhinya. Sedangkan psikologi perkembangan peserta
didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusus
mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap
usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
2. Peserta Didik
Dalam proses pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok
persoalan dan umpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang
dikenal dengan sebutan pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem
pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai bahan mentah.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik
maupun psikis menurut fitrahnya masing – masing. Sebagai individu yang
tengah tumbuh dan kembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan
fitrahnya.
Peserta didik memiliki potensi – potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi – potensi khas yang
dimilikinya perlu dikembangkan serta sirealisasikan sehingga mencapai
tahapan perkembangan yang optimal. Selain itu, peserta didik memiliki
kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada pihak lain.
3. Tujuan dan Manfaat Psikologi Perkembangan
3.1. Tujuan Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan peserta didik bertujuan :
J Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku
serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan
yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi
anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan social-budaya mana saja.
- Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
- Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
- Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
- Khusus bagi guru, berguna untuk:
- Dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang
sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan
tertentu.
- Dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid – murid.
3.2. Manfaat Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang
secara khusus mempelajari tentang perkembangan tingkah peserta didik
dalam interaksinya dengan lingkungan. Manfaat mempelajari perkembangan
peserta didik diantaranya:
- Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam
memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
- Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu guru
mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
- Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru
untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan
terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
- Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
- Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.
4. Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah
konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh
sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu
dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, di antaranya:
pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
4.1. Perkembangan
Menurut F.J.Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk
pada “ suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja
dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga
dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah
suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.”
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru
yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang
lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi
pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian
hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan
kematian.
Perubahan – perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti
meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan,
setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep
perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.
4.2. Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan
(growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim di
gunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis.
C.P.Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan
atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organism
sebagai suatu keseluruhan. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat,
menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya
usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya.
Istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik
atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan
kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan istilah
“perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan
rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan rohani tidak
terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak
pertumbuhannya.
4.3. Kematangan
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa
individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut
mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun demikian,
kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau
pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang
umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
4.4. Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti
setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak
pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama.
Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.
Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut
“aktualisasi diri” merupakan factor yang sangat penting. Tujuan ini
dapat di anggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang
tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik
maupun psikis.
5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
5.1. Dalam diri Individu
Semenjak dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan
sendirinya, dengan kodrat yang dikandungnya sendiri. Di bawah ini
merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu:
- Bakat atau Pembawaan
- Sifat – sifat Keturunan
- Dorongan dan Instink
5.2. Luar diri Individu
Faktor – faktor luar yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya:
- Makanan
- Iklim
- Kebudayaan
- Ekonomi
- Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
5.3. Umum
Faktor umum adalah unsur – unsur yang dapat digolongkan ke dalam
kedua faktor diatas. Bisa dikaakan bahwa faktor umu ini merupakan faktor
campuran, diantaranya:
- Intelegensi
- Jenis kelamin
- Kelenjar Gondok
- Kesehatan
- Ras
6. Fase – fase Perkembangan
6.1. Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Biologis
Aristoteles membagi fase perkembangan
manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di mana
setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
(1) Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.
(2) Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang di
mulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya
kelenjar-kelenjar kelamin.
(3) Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi
dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya
kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki dewasa.
6.2. Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase
perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada
masa-masa tertentu. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah:
(1) 0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan
alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya
di lingkungan rumah tangga.
(2) 6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak
mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada
masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu ( vernacula ).
(3) 12-18 tahun = sekolah bahasa Latin, merupakan masa
mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah
(gymnasium). Pada masa ini mulaidi ajarkan bahasa Latin sebagai bahasa
asing.
(4) 18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang
berlagsung di bawah perguruan tinggi.
6.3. Fase Perkembangan Menurut Konsep Islam
Memperhatikan ayat – ayat Al-Quran dan hadis – hadis Rasulullah Saw.
yang menjadi dasar utama pemikiran Islam, perisodisasi perkembangan
individu secara garis besar dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:
(1) Periode
pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia
sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud
manusia belum berbentuk. Tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini
berkaitan dengan bibit manusia.
(2) Periode
pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran, yakni fase
nuthfah (zigot), fase
alaqah (embrio), fase
mudghah (janin), dan peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap 4 bulan.
(3) Periode kelahiran sampai meninggla dunia, yang terdiri dari beberapafase, yaitu:
- Neo-natus, mulai dai kelahiran sampai kira – kira minggu keempat.
- Al-thifl, mulai dari usia 1 bulan sampai sekitar usia 7 tahun.
- Tamyiz, anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan salah. Dimulai dari usia 7 – 13 tahun.
- Baligh, usia anak sudah mencapai usia muda yang ditandai dengan mimpi bagi anak laki – laki dan haid bagi anak perempuan.
- Kearifan dan kebijakan, fase dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spirital, dan agama secara mendalam.
- Kematian, dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia, terpisahnya ruh dan jasad manusia.
7. Karakteristik Perkembangan Peserta Didik
7.1. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata – rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6
tahun dan selesai pada usia 12. Anak – anak usia ini memilki
karakteristik yang berbeda dengan anak – anak yang usianya lebih muda.
Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan
senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta adanya pembinaan hidup
sehat, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin,
belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam
masyarakat.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
- Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
- Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga
kepribadian sosialnya berkembang.
- Menegmbangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
- Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai – nilai,
sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan
bagi dirinya.
7.2. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menenngah (SMP)
Anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan
pubertas (10-14). Karakteristik yang menonjol pada usia SMP yakni
terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, mulai
timbulnya ciri – ciri seks sekunder, adanya keinginan untuk menyendiri
dengankeinginan bergaul, ada juga keinginan bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai mempertanyakan
mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keailan Tuhan, adanya reaksi
dan ekspresi emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta pilihan
karer relatif sudah jelas.
Adanya karakteristik ini, maka guru diharapkan untuk:
- Menerapkan model pembelajaran yang meimisahkan siswa pria dan wanita
ketika membahas topik – topik yang berkenaan dengan anatomi dan
fisiologi.
- Memberiakn kesempatan kepada siswa untuk menyalutkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan positif.
- Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
- Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
- Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
7.3. Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masaperalihan antara masa
kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja
sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (
ego identity).
Masa remaja biasa ditandai dengan sejumlah karakteristik penting,
diantaranya mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, dapat
menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, mencapai kemandirian emosional dari
orangtua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan karier di
masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan sikap
keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan sebgaia
warga negara, memperoleh seoerangkat nilai dan sistem etika sebagai
pedoman dalam bertingkah laku, mengembangkan wawasan keagamaan, dan
mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan
memiliki anak.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut
adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini
dapat dilakukan guru, diantaranya:
- Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
- Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
- Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.
- Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
- Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan positif.
- Membantu siswa mengembangkan eots kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.
- Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
- Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.
Bab III Penutup
1. Kesimpulan
Dengan memahami dan mengerti tentang psikologi perkembangan peserta
didik, serta mengetahui seluk – beluk di dalamnya, maka sebagai calon
tenaga pendidik harus memahami betul perkembangan peserta didik dan
karakteristiknya. Menjadi guru berarti memikul amanah yang begitu besar,
yang mesti dipertanggungjawabkan, tidak hanya di hadapan manusia
melainkan juga kepada Allah Swt. kelak. Profesi guru ternyata harus
dilakoni dengan sepenuh hati, melibatkan hampir segena kemampuan jiwa
dan raga, kemampuan intelektual, fisikal, emosional, dan bahkan
spiritual sekaligus.
Untuk dapat tampil menjadi guru yang ideal, memmang tidak cukup hanya
mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang akan diajarkan.
Namun menjadi seorang guru harus mengetahui faktor – faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam belajar. Karena
mereka datang dengan membawa corak kepribadian, karakteristik, tingkah
laku, minat, bakat, kecerdasan, dan berbagai tingkat perkembangan
lainnya yang berbeda – beda pula. Oleh sebab itu, guru perlu mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, motivasinya, latar belakang
akademisnya, sosial ekonominya, dan sebagainya.
Adanya keharusan guru mengenal karakteristik peserta didik, berarti
guru harus menguasai dan mendalami psikologi perkembangan peserta didik,
yakni sebuah disiplin ilmu yanh secara khusus membahas tentang aspek –
aspek atau karakteristik perkembangan peserta didik. Psikologi
perkembangan peserta didik juga memungkinkan guru untuk memahami apa
yang dibutuhkan, diminati, dan yang hendak dicapai oleh peserta didik,
serta dapat membreikan pelayanan yang bersifat individual bagi mereka
yang mengalami kesulitan.
2. Daftar Pustaka
Desmita, M.Si. 2011.
Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhyibin. 2011.
Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.